Jumat, 10 Juli 2009

AIR SUMBER KEHIDUPAN MOJOKERTOKU

“Hanya dalam lingkungan hidup yang Optimal, manusia berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang kea rah yang optimal’.
Kita tahu bahwa 75% dari organ kita tersusun dari air. Kita bisa bertahan hidup beberapa minggu tanpa makanan, tapi tanpa air, kita hanya bias bertahan hidup beberapa hari. Dan iar sepertinya memiliki kekuatan ingatan. Dengan kata lain, jika suatu bahan kimia tertentu yang berbahaya terlarut di dalam air dan kemudian sepenuhnya dibuang melalui proses kimiawi, konsumsi air seperti ini bias jadi masih memiliki efek negatif yang sama seperti saat bahan-bahan kimia itu masih ada! Pada intinya, bahan-bahan pencemaran atau beracun yang ada didalam air menghasilkan suatu getaran tertentu dan molekul-molekul air yang mengelilinginya ikut beresonansi dengan getaran ini. Bahkan saat bahan-bahan kimia ini dihilangkan, molekul-molekul air yang menghasilkan getaran yang sama dengan getaran bahan-bahan kimia tadi masih menyebabkan kerusakan saat dikonsumsi. Meskipun konsep ini sepertinya sulit untuk diterima atau dipahami dengan cepat, para ilmuan telah membuktikan bahwa air memang memiliki ingatan. Pada sebuah percobaan terkenal yang dilakukan di AS, para ilmuan menetapkan bahwa saat disinfektan ditambahkan ke dalam air dan air tersebut diencerkan sedemikian rupa, sehingga kehadiran disinfektan tersebut tidak lagi bias dideteksi, air ini masih memiliki kandungan yang sama seperti saat sebelum diencerkan. Tidak ada cara untuk menyelesaikan fenomena ini kecuali dengan menyimpulkan bahwa air yang tidak mengandung disinfektan telah menyimpan ingatan dibandingkan dengan karateristik air yang mengandung disinfektan.
Penelitian Emoto menunjukkan bahwa air bereaksi seperti manusia atau binatang yang peka terhadap getaran manusia, energi, pikiran, kata-kata, ide dan musik.
Tetapi ini seharusnya tidak terlalu mengejutkan jika kita membawa ide ini lebih jauh, jelas bahwa apakah itu manusia, binatang atau tumbuhan, air tampaknya menjadi media yang membawa kekuatan kehidupan dan menjaga agar organisme tetap hidup. Air merespon musik, kasih saying, cinta dan emosi lain. Kita juga bereaksi pada emosi-emosi positif, seperti cinta dan kebaikan ata pada emosi negative seperti kebencian, amarah, kecemburuan dan sejenisnya. Jika kita mmeikirkan bahwa 90% otak berisi air, maka apa yang benar-benar bereaksi pada emosi adalah air dan bukan jaringan. Dengan kata lain, pertanyaannya adalah : Apakah dasar pembentukan pikiran? Apakah otak atau air yang terkandung di dalamnya?
Ilmu kedokteran sampai saat ini berkonsentrasi pada mekanisme kerja otak manusia selama beberapa decade. Sudah pasti ada sejumlah kecil zat di dalam otak. Tapi ini tidak bias berfungsi tanpa adanya air. Sementara berbagai studi tidak mementingkan air dan hanya berkonsentrasi pada fungsi zat-zat padat didalam otak. Sebenarnya air yang berfungsi di dalam otak adalah otak yang sebenarnya dan menjadi kekuatan yang bertanggung jawab untuk pikiran-pikiran kita.
Emoto menegaskan bahwa bumi adalah tubuh yang tersusun dari 70% air. Diperhitungkan bahwa jumlah air keseluruhan dalam bumi adalah 326 triliun gallon; 97% dari jumlah besar ini adalah air garam, yang tidak bias dikonsumsi oleh kita. Hanya 3% dari air tawar aja dan hamper 80% dari jumlah ini merupakan air yang membeku dilapisan-lapisan es kutub dab glasier di seluruh bola dunia. Oleh karenanya, dari air yang tersisa didunia, hanya 15 saja yang bias dikonsumsi manusia, hewan dan tumbuhan. Jadi, betapa pentingnya air bagi kehidupan kita. Sedangkan dengan tangan-tangan kita tanpa sengaja mengotori air dengan limbah, mungkin memang benar kita sama sekali tidak kekuranga air karena kita bersin (air yang positif). Padahal Rasulullah mandi hanya 5 muda dan wudhu 1 mud (1 mud = 1 gayung). Tapi kita, sudah menghambur-hamburkan air yang belum tentu kita akan mendapatkannya dihari esok nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar