Jumat, 10 Juli 2009

MEMBANGUN KEMBALI PERADAPAN MOJOKERTO DENGAN IMAN

“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaun yang menumpang kapal. Sebagian dari mereka berada dibagian atas dan yang lain berada dibagian bawah. Jika orang-orang yang berada dibawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada diatasnya. Lalu mereka berkata : ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada diatas kami’. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada diatas (padahal mereka tidak menghendakinya) akan binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan, maka akan selamatlah semuanya. (H.R. Bukhari).
Perbedaan, pertentangan, perselisihan, kriminalitas dan sebagainya. Merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, karena kita sering berjumpa hamper tiap hari dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalnya dimulai dari suatu keluarga, karena tergiur dengan harta 9materi) sesame saudara saling bermusuhan untuk merebut warisan yang akhirnya berpisah menjadi 2 keluarga besar dan terus berkembang menjadi kelompok sampai anak cucu mereka dan saling menjatuhkan satu sama lai, semakin meluas dan meluas. Itulah akibatnya jika suatu kehidupan tanpa adanya aturan dari Sang pencipta. Maka dari itu, butuh suatu ikatan yang kuat yang menyadarkan kita bahwa kita semua saudara dan bukan suatu ikatan yang bersifat sementara.
Melewati aturan itulah manusia akan berbeda dengan hewan bahkan melambang jauh lebih tinggi dari pada derajat hewan. Hewan makan, manusia juga makan. Tetapi manusia tidak sembarang makan. Ia makan hanya makanan yang halal dan baik, memperolehnya dengan cara yang dibolehkan Allah, cara makannyapun tidak serampangan, hewan melampiaskan birahi, demikian pula manusia. Namun, manusia hanya melampiaskan birahinya pada perempuan, itupun yang sudah dinikahi terlebih dahulu sesuai dengan hokum Islam. Setelah pernikahanpun diurusinyalah istrinya tersebut, dididiknya, tujuannya pun bukan bersifat seksual melainkan untuk mendapatkan keturunan yang shalih. Hewan hidup bersama dengan sesamanya. Demikian pula halnya manusia. Bedanya, dalam kehidupan hewan tidak diatur secara formal, yang kuat itulah yang menang dan berkuasa. Sebaliknya, manusia diatur oleh aturan-aturan Allah. Kedaulatan ada ditangan syara’, sehingga yang menentukan halal-haram, baik-buruk, terpuji-tercela, serta mana yang boleh ada ditengah masyarakat dan mana yang tidak boleh ada hanyalah Allah yang diketahui lewat hukumnya dalam Al-Qur;an, as-sunnah, ijma’ sahabat dan Qiyas.
Akibat pengaruh paham serba materi (materialisme) tidak sedikit dari kita yang khawatir akan rizki bagi diri dan keluarganya. Padahal, seperti telah dibahas sepintas tadi, rizki itu ada ditangan Allah. Manusia hanyalah diperintahkan untuk berusaha mencari jalan datangnya rizki yang akan diberikan olehnya. Sampai-sampai, ada orang yang tidak mau berjuang di jalan Allah, enggan menyampaikan kebenaran dan amar ma’ruf nahi munkar, tak terdorong untuk turut serta dalam barisan orang-orang yang hendak mengembalikan berlakunya hukum Allah dimuka bumi ini hanya karena takut dipecat dari pekerjaan, khawatir anak dan istri tidak ada yang mengurus, saying bila hartanya dan kariernya kandas. “Bila saya turut memperjuangkan Islam, boleh jadi rizki saya jadi seret. Bahkan, mungkin saja dicopot dari pekerjaan. Kalau demikian, siapa yang akan menafkahi anak dan istri saya, siapa yang membiayai anak-anak saya” sebagian mereka. Padahal, bila kita merenung dengan hati ikhlas dan pikiran jernih hal itu tidaklah logis. Mengapa kita tidak berpikir adaikan saya mati besok siapa yang akan menafkasi anak dan istri saya, siapa yang akan membiayai sekolahnya, siapa yang akan membelanya?! Padahal, mati itu sudah pasti datangnya. Sementara, datangnya kesempitan rizki belum tentu adanya. Sebab, rizki ada ditangan Allah. Dia tidak memberitahukan kepada kita apakag rizki kita banyak ataukah sedikit. Dengan demikian, seorang muslim yang benar-benar beriman bahwa rizki ada ditangan Allah tidak akan berani meninggalkan dakwah, jihad ataupun kewajiban lain hanya karena khawatir tidak dapat membiayai hidup dari dan keluarga karenanya dibenak orang itu tertanam firman Allah :
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (QS.. At-taubah : 111)”

6 komentar:

  1. jadi yang pertama komentar itu dpt pahala...
    Hehehe.... kalo boleh berkata emang saat ini mojokerto mulai terbawa arus globalisasi, wajar sih, tapi harus disadari oleh diri masing2 untuk mewujudkan mojokerto yg beriman dan peduli sesama. Tp hal itu kyknya berat juga deh.. berdoa aja kalo gitu... amiiin

    BalasHapus
  2. mungkin sulit,tapi bukan berarti tidak mungkin. Allah berfirman,"aku tergantung prasangka hamba-hambaku kepadaku apabila ia berprasangka baik kepadaku,maka kebaikan baginya ,dan bila berprasangka buruk,maka keburukan baginya(HR Ahmad)

    BalasHapus
  3. Kabar Baik Untuk Para pencinta Game
    Karena di Bulan januari ini Sudah keluar Game RPG Online Terpopuler Se-Asia
    Penasarankan Game nya Seperti apa???
    Kalian bisa dilihat game nya dari link di bawah yaaa

    BalasHapus
  4. Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???

    Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...

    BalasHapus
  5. keren mas buat infonya dan salam sukses selalu

    BalasHapus
  6. Menarik sekali, perlu saya coba ini..
    kebetulan lagi cara tentang hal ini.

    BalasHapus